SEJENAK : Sebelum utuh kembali

 

Lanterfant Fauteuil Henry Velvet Mooie knoopdetails Forest Green


Kita memulai satu Langkah setiap hari

Diantara dua orang yang saling bertengkar

Diam duduk menyesap teh berikut ampasnya

Karena kotak kecil di otak ini terisi penuh dengan ilusi

Biscuit di piring terasa lembab dan rapuh dalam sekejap

Makhluk lain lebih lapar dari bakteri dalam pencernaan

 

Pohoh rindang tertiup angin masih butuh ditetesi air hujan

Dalam gelap hanya sunyi yang terasa paling dekat

Masih terpejam dalam kicauan penghuni hutan disini

Terlalu dekat dengan indah bayangan senyum milik bulan sabit

Oh, terasa nyamankah menjadi boneka bisu di kotak mainan

 

Beranjak dewasa menikmati sumpah serapah dari mulut sendiri

Masa kecil tak selamanya jadi kotak musik penghibur lara

Ingin terbang ke angkasa namun dipatahkan sayapnya

Di latih tertatih dengan leher diikat tali tak kasat mata

Cermin orang lain adalah pisau bermata dua di alam bawah sadar

 

Filosofi hidup baik, kemana akan berlabuh

Ajarkan aku cara menerima tanpa tersakiti

Musim semi terakhir, entah kapan datang lagi

Terakhir yang kuingat hanya kekeringan

Hujan badai sesekali menghancurkan segala upaya

Tidak ada lagi makanan yang layak untuk hati yang kelaparan

 

Diantara persimpangan jalan

Kemanakah seharusnya kaki ini melangkah

Angin datang dari semua arah, ia adalah ketidakpastian

Akan selalu ada dalam ragu dalam setiap hal yang kuyakini

Matahari mulai tenggelam diantara langit biru kemerahan

Dimanakah tempat pulang agar seharusnya aku menetap

 

Seseorang menepuk pundakku, tersadar aku dalam ombak imajinasi

Argument Panjang menjadi pelukan hangat sepanjang hidup

Seseorang tersenyum dan menangis serta menamparku

Dialah selembar tisu yang takkan pernah basah karna air mata

Jiwa yang hancur adalah ciptaan paling tegar di muka bumi

 

Satu Langkah setiap hari adalah melodi takdir sepanjang nafas

Meskipun daun kering selalu jatuh tertiup angin

Suara berisiknya saat terinjak, ingatlah bahwa akan tergantikan

Semuanya sementara, senang bahkan sedih sekalipun

Habiskan sejenak teh sebelum dingin dan jadilah untuh kembali

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Api

PUISI : AKU, HEBAT?

PAGIKU